ASKEP KLIEN DENGAN INFEKSI PADA MATA
1.BLEPHARITIS
Adalah peradangan pada tepi kelopak mata, banyak pada lansia
dan sering berhubungan dg dry eye system. Kurang air mata
kecenderungan invasi bakteri meningkat,karena air mata berfungsi
sebagai bakterisidal
1.Blepharitis seboroik
Inflamasi kel kulit didaerah bulu mata atau kel bulu mata,
penyebabnya kelinanmetabolisme dan jamur pitirusporum ovale
2.Blephariris ulcerativ
Infeksi yg terjadi pada kelopak mata. Penyebabnya stapilokokkus
aureus ataustapilokokkusepidermis
Pada kasus ini bulu mata rontok dan idak diganti oleh yg baru
destruksi folikelrambut,terdapat krusta
Etiologi
-Alergi, debu, asam, bahan kimia, bahan kosmetik, JAMUR
-Kuman streptokokus, pneumokokus, pseudomonas, stapilokokus
Tanda dan gejala
-Mata merah, bengkak, nyeri, eksudat lengket, sering disertai
konjungtivitis dan keratitis
Penanganan
-Kompres dengan garam fiSiologis,
-Pemberian antibiotik
-HE: jangan memijit/menekan karena bisa menyebarkan
Infeksi.
Proses Keperawatan
lPengkajian
lAnamnesis
lKlien mengeluh mata lengket t.u.pagi haribanyak
sisik/granulasi, mata terasa panas, gatal pada konjunctiva,
fotofobia,lekas cape jika kerja dekat
lPemeriksaan
lBlepharitis seboroikàterdapat sisik halus warna putih,
penebalan palpebrae,
lBlepharitis ulseratifàterdapat krusta kekuningan yg
melengketkan mataàbila diangkat trdapat ulkus kecil yang
mudah berdarah disekeliling bulu mata
lDiagnosis dan Intervensi
1.Ggn rasa nyama bd iritasi, peningkatan sekret dan fotofobia
Intervensi
Kompres tepi kelopak mata 3 x sehari
Olesi kelopak mata sesudah dibersihkan dengan salep mata
2.Kurang pengatahuan (penyakit dan penatalaksanaan)
Intervensi
Tekankan dan beritahu klien ttg pentingnya perbaikan
keadaan umum
Anjurkan klien untuk tdk mengerjakan pekerjaan dekat
terlalu lama
Anjurkan klien untuk tdk merokok
Beritahu klien bahwa pengoibatan harus teratur dan
tuntas
3.Ansietas bd perjalanan penyakit
Kaji tingkat ansietas, pengalaman dan pengetahuan klien
ttg kondisi saat ini
Berikan informasi akurat dan jujur ttg penyakitnya dan
beritahu bahwa pengawasan dan pengobatan dapat
mencegah gangguan penglihatan tambahan
Dorong klien untuk mengekspresikan perasaanya
2. Hordeolum
“Hordeoluminfeksi akut di kelj. Palpebra
berisi material purulen ygmenyebabkan
nyeri tajam yg mjd tumpul”.
Tanda & Gejala :
Sakit, merah, bengkak & tdp tonjolan pada
palpebra
1.Hordeolum eksternum
“ infeksi yg tjd dekat kelj. Zeis dan Moll
, tempat keluarnya bulu mata (pd batas
palpebra dan bulu mata)”
Area infeksi berbatas tegas, merah,
bengkak dan nyeri tekan.
Ukuran lebih kecil dan lebih superfisial
daripada hordeolum internum. Lesi ikut
bergerak saat kulit bergerak. Jika
mengalami supurasiàdpt pecah
sendiri
2.Hordeolum internum
“infeksi pd kelj. Meibom sebasea”
Area kecil spt manik & edematus tdp pd
konjungtiva palpebra pada perbatasan
palpebra dan bulu mata. Lesi tdk ikut
bergerak dgn pergerakan kulit
Proses Keperawatan
Pengkajian
Umur : hordeolum dpt tjd pd semua umur
Klien mengeluh nyeri, merah & bengkak pd palpebra
Pd pemeriksaan, tdp tonjolan pd palpebra yg ikut
bergerak dgn pergerakan kulit pd hordeolum eksternum
dan tdk ikut bergerak dgn pergerakan kulit pd
hordeolum internum
Diagnosis & Intervensi Keperawatan
1.Gangguan rasa nyaman; nyeri b.d pembengkakan
palpebra akibat proses peradangan
Ajarkan pd klien cara kompres hanngat pd tepi palpebra,
dan beritahu klien agar mengompres tepi palpebra
selama 20 mnt, 3-4 x/hari
Pd klien wanitahindari tata rias khususnya mata, utk sementara
Kolaborasi : antibiotik, incisi utkmpengeluaran material purulen
2. Ggn konsep diri (citra tubuh) b.d perubahan bentuk
kelopak mata yg mempengaruhi penampilan klien
Beritahu klien bahwa penyakitnya bisa disembuhkan
Anjurkan klien utk melaksanakan anjuran yg telah
diberikan
Beritahu klien bhw salep mata membuat pandangan
kabur
Beritahu klien jgn pernah menekan pembengkakan
Beritahu klien utk meningkatkan status kesehatan
3. ENTEROPION
Adalah keadaan melipatnya kelopak mata
bagian tepi/margo palpebra keaarah dalam
sehingga bulu mata menggesek jaringan
konjunctiva dan kornea (keratitis)
Etiologi
Kongenital, spasme otot kelopak mata,
jaringan parut, deformitas akibat trauma
bahan kimia, luka bakar, radang,lansia,dapat
timbul akibat hilangnya jaringan penyokong
Tanda dan gejala
-Merasakan adanya sesuatu di mata
-Nyeri
-Keluar air mata
-Infeksi, yaitu kelopak mata ke dalam
-Konjunctiva merah
-Abrasi kornea
Penanganan
-Operasi plastik (TARSOTOMI)
-HE: demonstrasi tetes mata yg mandiri
-Antibiotik salep
4. ECTROPION
Adalah kelainan posisi tepi kelopak mata
membeber atau mengarah keluar sehingga
bagian dalam kelopak/konjunctiva tarsal bd
dunia luar
Etiologi
-Kongenital
-Paralitik
-Spasme
-Atonik
-Senil
-Sikatriks
Tanda dan gejala
-Mata merah, radang, kornea kering
Penanganan
-Pembedahan sama dengan entropion
5. KONJUNCTIVITIS
Adalah peradangan/infeksi pada konjunctiva (pink eye)
Etiologi
-Alergen/iritan
-Infectius:
. Bacterial (gonococcus, clamidya)
. Virus
-Manifestasi klinis
. Hiperemi konjunctiva bulbi
. Lakrimasi
. Eksudat banyak pada pagi hari
. Pseudoptosis
. Seperti benda asing pada mata
. Folikel
Penanganan
-Vasokontriktor (tetes), korticosteroid
-Kultur/smear konjunctiva
-Antibiotik topikal spektrum luas
-HEcegah penyebaran infeksi
-Cuci tangan setelah menyentuh mata dan sebelum meneteskan
obat
-Jangan menyentuh mata sehat sebelum cuci tangan
-Jangan gunakan handuk bersama-sama
PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian
Anamnesis
Kaji adanya rasa gatal, rasa terbakar (C. Alergi), sensasi benda
asing, nyeri, fotofobia, peningkatan prouksi air mata, pada
anak2 dpt disertai demam dan keluhan pada mulut dan
tenggorok
Pemeriksaan
Inspeksi
1.Hiperemia konjunctiva
2.Kemugkinan adanya sekret (mukopurulentàInfeksi bakteri, berair atau enceràinfeksi virus)
3.Edema konjunctiva
4.Blepharospasme
5.Lakrimasi
6.Konjunctiva palpebrae ( merah, kasar seperti beludruàada edema dan filtrasi)
7.Konjuctiva bulbi, infeksi
konjunctiva, kadang2 disertai perdarahan subkonjunctiva (biasanya
disebabkan pneumokokkus atau virus)
Laboratorium
Pemeriksaan visus
Kaji visus klien jika terdapat sekret yg menempel pada kornea dpt menurunkan visus
Diagnosis dan intevensi
1.Ggn rasa nyaman b.d edema dan iritasi konjunctiva
2.Resiko penularan penyakit pada mata sehat atau pada
orang lain b.d keterbatasan pengetahuan klien ttg penyakit
3.Resti cedera b.d penurunan lapang pandang
Intervensi ad 1
Kompres tepi palpebra (mata dlm keadaan tertutup) dg larutan NaCl 0,9% selama 3 mnt
Usap eksudat perlahan dg kapas yg dibasahi saline
Beritahu klien agar tdk menutup mata yg sakit
Anjurkan klien gunakan kacamata hitam/gelap
Anjurkan pd klien wanita u/hindari tata rias (C. Alergi)
Kaji kemampuan penggunaan obat mata dan ajarkan
Kolaborasi pemberian AB, Analgetik, vasokontriktor, antihstamin oral
Intervensi ad 2
Beritahu klien untuk mencegah pertukaran sapu tangan,
handuk dan bantal, gunanakan tisssue
Hindari menggosok mata yg sakit
Anjurkan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pengobatan mata
Gunakan salep/tetes mata tanpa menyentuhkan ujung botol
pada mata/bulu mata klien
Intervensi ad 3
Bersihkan sekret mata dengan cara yg benar
Perhatikan keluhan penglihatan kaburyg dpt terjadi setelahpenggunaan obat mata
Gunakan kaca mata gelap
6. TRAKOMA
Adalah suatu bentuk konjunctivitis folikular kronik yg disebabkan
oleh clamidia, dan trakomatik ini insiden yg banyak di yahudi,
aborigin dan india karena hygiene menurun
Cara Penularan
Kontak langsung dengan sekret penderita trakoma masa inkubasi±
7 hari (5-14 hari)
Manifestasi klinis
-Mata berair
-Mata gatal
-Fotofobia
-Edema konjunctiva
-Edema kelopak mata
Dibagi 4 stadium
1.Stadium I : Hipertropi papil dengan folikel kecil pada konjunctiva, tarsus sup.
2.Stadium II : Hipertropi papilar dg folikel matang (besar) pada konjunctiva, tarsus sup.
3.Stadium III : Terdapat parut pada konjunctiva tarsus sup.
4.Stadium IV : Perubahan bentuk pada tarsus entropion dan trikiasis
Penanganan
-Kultur
-Antibiotik
-Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh mata
-Tekankan pentingnya mengobati dengansempurna
7. KERATITIS & ULKUS KORNEA
Adalah inflamasi kornea akibat infeksi atau iritasi
Keratitis pemajanan
Terjadi akibat penutupan kornea oleh kelopak mata atas yg tdk
adekuat (pasien post stroke, koma)
Keratitis akantamuba
inflamasi akibat amuba yg hidup di air, tanah dan udara.
Gejala awal: rasa sakit, kemerahan dan fotofobia
Ulkus kornea
Robekan pada epitel kornea yg utuh dapat memberikan pintu masuk bagi bakteri, virus dan jamur.
Integritas epitel kornea dpt dirusak oleh inflamasi, kekeringan
kornea, cedera kimia/mekanis
Gejala: fotofobia, iritasi okuler
Pengkajian
-Anamnesis (data demografi ; umur, jenis kelamin)
-Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)
-Riwayat trauma (benda asing dan barasi merupakan penyebab paling umum pada lesi kornea)
-Pemeriksaan Fisik
Adanya penurunan visus t.u. Jika lesi terjadi pada daerah pupil,
fotofobia, lakrimasi, iritai ringan, sekret yg mengandung cairan
keruh tanda infeksi, kornea tampak keruh/berkabut.gelap; uji
fluoresensi berwarna hijau. Jika penyebabnya herpes virus
gambaran lesi tampak seperti cabang2 kecil (dendritik)
Diagnosis dan intervensi
1.Perubahan sensori perseptual (visual) bd berkurangnya kejernihan kornea
2.Potensial cedera bd penurunan lapang pandang
3.Nyeri bd iritasi ujung saraf kornea
4.Dll
Intervensi ad 1
-Kaji dan dokumentasikan visus dasar
-Kaji kemampuan penglihatan klien apa yg bisa dan tdk bisa klien lihat
-Adaptasikan lingkungan dg kebutuhan visual klien
-Gunakan kacamata da hindari sinar langsung
-Kolaborasi pembedahan
Intervensi ad 2
-Kaji visus mata sehat dan berikan bantuan sesuai kebutuhan
-Orientasikan klien dg lingkungan
ErindAgiaPutri
Senin, 30 November 2015
Mekanisme Pernapasan Pada Manusia
Proses pernapasan pada manusia dapat terjadi secara
sadar maupun secara tidak sadar. Pernapasan terjadi secara sadar
contohnya ketika kita melakukan latihan pernapasan (yoga). Pernapasan
terjadi secara tidak sadar contohnya terjadi ketika kita tidur.
Tujuan
proses pernapasan adalah untuk memperoleh energi. Alat-alat pernapasan
berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan
udara yang mengadung karbon dioksida dan uap air. Pernapasan dibagi
menjadi tiga proses dasar pernapasan yaitu:
- Proses pertama adalah inspirasi dan ekspirasi udara antara paru-paru dan atmosfer.
- Proses kedua respirasi adalah pertukaran gas antara paru-paru dan darah.
- Proses ketiga adalah respirasi internal atau respirasi jaringan yang merupakan pertukaran gas antara darah dengan sel-sel tubuh.
1. Pernapasan Luar dan Dalam
Menurut
tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas
dua jenis yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
- Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler.
- Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Energi yang dihasilkan dari proses respirasi sel dalam hati, jantung, otak, sebanyak 38 ATP. Selain dalam sel-sel tersebut, energi juga dihasilkan organ lain sebanyak 36 ATP.
2. Inspirasi dan Ekspirasi
Dalam
pernapasan selalu terjadi dua siklu yaitu inspirasi dan ekspirasi.
Inspirasi adalah proses menghirup udara dan ekspirasi adalah proses
menghembuskan udara.
- Inspirasi terjadi jika otot-otot antartulang rusuk melakukan kontraksi sehingga tulang dada terangkat ke atas. Saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya mendatar, kemudian diafragma akan mendesak rongga perut, sehingga rongga dada membesar, dengan demikian maka paru-paru akan membesar, tekanan udara rendah dan udara masuk.
- Ekspirasi terjadi ketika otot antartulang rusuk berelaksasi, yaitu keadaan di mana tulang rusuk dan tulang dada turun kembali pada kedudukan semula sehingga rongga dada mengecil. Ekspirasi juga terjadi ketika otot diafragma berelaksasi kembali, rongga dada mengecil dan paru-paru mengecil. Oleh karena volume paru-paru berkurang maka tekanan udara dalam paru-paru bertambah, akibatnya udara keluar.
3. Pernapasan Dada dan Perut
Berdasarkan
cara melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya, manusia
dapat melakukan dua mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut.
- Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk (muskulus interkostalis). Saat fase inspirasi, otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga rongga dada mengembang dan mengakibatkan tekanan udara rongga paru-paru menjadi lebih rendah dari tekanan udara luar yang menyebabkan udara dari luar masuk ke dalam paru-paru. Saat fase ekspirasi, otot antartulang rusuk berelaksasi sehingga rongga dada menjadi kecil dan udara keluar dari paru-paru.
- Pernapasan perut adalah pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Saat fase inspirasi, diafragma menjadi datar sehingga rongga dada dan paru-par mengembang sehingga udara masuk ke paru-paru. Sedangkan saat fase ekspirasi, diafragma melengkung sehingga paru-paru mengecil dan udara keluar dari paru-paru.
Keperawatan Gawat Darurat
KONSEP-KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
I. Defenisi
Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal keperawatan yang
di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Namun UGD dan
klinik kedaruratan sering di gunakan untuk masalah yang tidak urgen.
Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas,
kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai hedaruratan
II. Sistem Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi
kondisi kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga memberikan asukan
keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien dan keluarga.
Sistem pelayana bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis
lainnya harus memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu
pengetahuan yang tinggi dalam memberikan pertolongan kedaruratan kepeda
pesien.
III. Triage Dalam Keperawatan Gawat Darurat
Yaitu skenario pertolongan yang akan di berikan sesudah fase keadaan
pasien. Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus di beri prioritas
utama. Triage dalam keperawatan gawat derurat di gunakan untuk
mengklasifikasian keperahan penyakit atau cidera dan menetapkan
prioritas kebutuhan penggunaan petugas perawatan kesehatan yang efisien
dan sumber-sumbernya.
Standart waktu yang di perlukan untuk melakukan triase adalah 2-5 menit untuk orang dewasa dan 7 menit untuk pasien anak-anak.
Triase di lakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih
dalam prinsip triase, pengalaman bekerja minimal 6 bulan di bagian UGD,
dan memiliki kualisifikasi:
- Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan
- Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC
- Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC)
- Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen
- Keterampilan pengkajian yang tepat, dll
IV. Sistem Triase
• Spot check
25% UGD menggunakan sistem ini, perawat mengkaji dan mengklasifikasikan
pasien dalam waktu 2-3 menit. Sisten ini memungkinkan identifikasi
segera.
• Komprehensif
Merupakan triase dasar yang standart di gunakan. Dan di dukung oleh ENA (Emergenci Nurse Association) meliputi:
• A (Airway)
• B (Breathing)
• C (Circulation)
• D (Dissability of Neurity)
• E ( Ekspose)
• F (Full-set of Vital sign)
• Pulse Oximetry
• Trise two-tier
Sistenm ini memetluhan orang kedua yang bertindak sebagai penolong kedua
yang bertugas mensortirpasien untuk di lakukan pengkajian lebih rinci.
• Triase Expanded
Sistem ini dapat di tambahkan ke sistem komprohensif dan two-tier mencakup protokol penanganan:
1. Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka)
2. Pemeriksaan diagnostik
3. Pemberian obat
4. Tes lab (Darah, KGD, Urinalisis, dll)
• Triase Bedside
Pasien dalam sistem ini tidak di klasifikasikan triasenya, langsung di
tangani oleh perawat yang bertugas, cepat tanpa perlu menunggu antri.
V. KATEGORI/ KLASIFIKASI TRIAS
61% menggunakan 4 kategori pengambilan keputusan yaitu dengan
menggunakan warna hartu/status sebagai tanda klasifikasi yaitu Merah
(Emergen), kuning (Urgen), hijau (non Urgen), hitam (Expectant)
VI. Merah (Emergent)
Yaitu korban-korban yang membutuhkan stabilisasi segera. Yaitu kondisi
yang mengancam kehidupan dan memerlukan perhatian segera.
Contoh:
- Syok oleh berbagai kausa
- Gangguan pernapasan
- Trauma kepala dengan pupil anisokor
- Perdarahan eksternal masif
VII. Kuning (Urgent)
Yaitu korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat di
tunda sementara. Kondisi yang merupakan masalah medisyang disignifikan
dan memerlukan penata laksanaan sesegera mungkin. Tanda-tanda fital
klien ini masih stabil.
Contoh
• Fraktur multiple
• Fraktur femur/pelvis
• Korban dengan resiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma, obdomen berat)
• Luka bakar luas
• Gangguan kesadaran/trauma kepala
• Korban dengan status yang tidak jelas.
Semua korban dengan kategori ini harus di berikan infus, pengawasan
ketat terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi dan berikan perawatan
sesegera mungkin.
VIII. Hijau (Non urgent)
Yaitu kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat di tunda. Penyakit atau cidera minor
Contoh
- Fektur minor
- Luka minor
- Luka bakar minor
IX. Hitam (Expectant)
Korban yang meninggal bunia atau yang berpotensi untuk meninggal dunia
- 6% memakai sistem empat kelas yaitu
1. Kelas1: kritis (mengancam jiwa, ekstremitas, penglihatan atau tindakan segera)
2. Kelas ii: Akut (terdapat perubahan yang signifikan, tindakan segera mungkin)
3. Kelas iii: Urgent (signifikan, tikdakan pada waktu yang tepat)
4. Kelas iv: Non Urgent (tidak terdapat resiko yang perlu segera di tangani)
- 10% digunakan sistem 5 tingkat yaitu
Tingkat contoh
1 Kritis Segera Henti jantung
2 Tidak stabil 5-15 menit Fraktur mayor
3 Potensial tidak stabil 30-60 menit Nyeri abdomen
4 Stabil 1-2 jam Sinusitis
5 Rutin 4 jam Pengangkatan jahitan
X. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
Penghajian (PQRST)
- Provokes (pemicu)
- Quality (kualitas)
- Radiation (penyebaran)
- Severity (intensitas)
- Time (waktu)
- Treatment (penanganan)
Ditambah dengan riwayat alergi, obat-obatan terahir, imunisasi, haid terahir,setekah itu baru diklasifikasikan.
Tipsord-Klinkhammer dan Adreoni menganjurkan OLD CART
- Onset of system (awitan gejala)
- Location of Problem (lokasi masalah)
- Duration of Symptoms (karakteristik gejala yang di rasakan)
- Aggraviting Factor (faktor yang memperberat)
- Relieving Factors (faktor yang meringankan)
- Treatment ( penanganan sebekumnya)
XI. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Triase
Menurut standart ENA (1999)
- Kebutuhan fisik
- Tumbuh kembang
- Psikososial
- Akses klien dalam institusi pelayanan kes
- Alur pasien dalam kedaruratan
XII. Alur Pasien UGD
- Pastikan keluhan klien (cocokkan apa yang perawat lihat)
- Kaji segera yang penting (HR,jika ada luka dep dengan segera)
- Kaji berdasarkan ABCD
- Kaji awitan yang baru timbul
- Pantau: setiap gejala cendrung berulang atau intensitas meningkat
- Setiap gejala yang di sertai pebahan pasti lainnya
- Kemunduran secara progresif
- Usia
- Awitan
- Misteri
- Kaharusak pasien berbaring
- Kontrol yang ketat
XIII. Diagnosa
Diagnosa keperawatan gawat darurat adalah masakah potensial dan aktual.
Tetapi perawat tetap harus mengkaji pasien secara berkala karena kondisi
pasien dapat berubah terus-menerus. Diagnosa keperawatan bisa berubah
atau bertambah setiap waktu.
XIV. Intervensi/ Implementasi
Intervensi yang di lakukan sesuai dengan pengkajian dan di agnosa yang
sesuai dengan keadaan pasien dan harus di laksanakan berdasarkan skal
prioritas. Prioritas di tegakkan sesuai dengan tujuan umum dari penata
laksanaan kedaruratan yaitu untuk mempertahankan hidup, mencegah keadaan
yang memburuk sebelum penanganan yang pasti. Prioritas di tentukan oleh
ancaman terhadap kehidupan pasien. Kondisi yang mengganggu fungsi
fisiologis vitallebih di utamakan dari pada kondisi luar pasien. Luka di
wajah, leher dan dada yang mengganggupertnapasan biasanya merupakan
prioritas tinggi.
XV. Prinsip Penatalaksanaan Keperawartan Gawat Darurat
• Memelihara jalan nafas dan menyediakan ventilasi yang adekuat,
melakukan resusitasi pada saat dibutuhkan. Kaji cedera dan obstruksi
jalan nafas.
• Kontrol pendarahan dan konsekuensinya.
• Evaluasi dan pemulihan curah jantung
• Mencegah dan menangani syok, memelihara sirkulasi
• Mendapatkan pemeriksaan fisik secara terus menerus, keadaan cedera atau penyakit yang serius dari pasien tidak statis
• Menentukan apakah pasien dapat mengikuti perintah, evaluasi, ukuran dan aktivitas pupil dan respon motoriknya.
• Mulai pantau EKG, jika diperlukan
• Lakukan penatalaksanaan jika ada dugaan fraktur cervikal dengan cedera kepala
• Melindungi luka dengan balutan steril
• Periksa apakah pasien menggunakan kewaspadaan medik atau identitas mengenai alergi dan masalah kesehatan lain.
• Mulai mengisi alur tanda vital, TD dan status neurologik untuk mendapatkan petunjuk dalam mengambil keputusan,
XVI. Evaluasi
Setelah mendapat pertolongan adekuat, vital signdievaluasi secara
berkala, setelah itu konsulkan dengan dokteratau bagian diagnostik untuk
prosedur berikutnya, jika kondisi mulai stabil pindahkan keruangan yang
sesuai.
Kamis, 26 November 2015
KEPERAWATAN ANAK
KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK
1. PENGERTIAN ANAK
Menurut UU
RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa anak adalah
seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah Sedangkan
menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah.
Dari
kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak
adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah
yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
2. KEDUDUKAN ANAK DI INDONESIA
Di
Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus
keluarga yang kelak akan melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta dianggap
sebagai seseorang yang bisa memberikan perawatan dan perlindungan
ketika kedua orang tua sudah berada pada tahap lanjut usia ( jaminan
hari tua ) . Anak masih dianggap sebagai sumber tenaga murah yang dapat membantu ekonomi keluarga. Keberadaan anak dididik menjadi pribadi yang mandiri
3. FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus memahami bahwa semua asuhan Keperawatan anak harus berpusat pada keluarga ( family center care ) dan mencegah terjadinya trauma ( atraumatik care )
Family center care ( perawatan berfokus pada keluarga ) merupakan unsur penting dalam perawatan anak karena anak
merupakan bagian dari anggota keluarga, sehingga kehidupan anak dapat
ditentukan oleh lingkungan keluarga., Untuk itu keperawatan anak harus
mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap
dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak
Sedangkan maksud dari atraumatic care adalah
semua tindakan keperawatan yang ditujukan kepada anak tidak menimbulkan
trauma pada anak dan keluarga dengan memperhatikan dampak dari setiap
tindakan yg diberikan. Prinsip dari atraumatic
care adalah menurunkan dan mencegah dampak perpisahan dari keluarga,
meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak,
mencegah dan mengurangi cedera ( injury ) dan nyeri ( dampak psikologis ), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi lingkungan fisik
4. PRINSIP KEPERAWATAN ANAK
Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip keperawatan anak adalah :
a. Anak bukan miniatur orang dewasa
b. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan derajat kesh, bukan mengobati anak sakit
d. Keperawatan
anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan
anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam
memberikan askep anak
e. Praktik
keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran
dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik )
& aspek hukum ( legal )
f. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi / kematangan
g. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan
5. PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK
a. Manusia ( Anak )
Anak
baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga merupakan salah satu
sasaran dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang tepat sesuai dengan masa tumbuh kembangnya, anak di
kelompokkan berdasarkan masa tumbuh kembangnya yaitu
1. Bayi : 0 – 1 th
2. Toddler : 1 – 2,5 th
3. Pra Sekolah : 2,5 – 5 th
4. Sekolah : 5 – 11 th
5. Remaja : 11 – 18 th
Terdapat
perbedaan dalam memberikan pelayanan keperawatan antara orang dewasa
dan anak sebagai sasarannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari struktur
fisik, dimana secara fisik anak memiliki organ yang belum matur
sepenuhnya. Sebagai contoh bahwa komposisi tulang pada anak lebih banyak
berupa tulang rawan, sedangkan pada orang dewasa sudah berupa tulang
keras.
Proses
fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak dalam membentuk zat
penangkal anti peradarangan belum sempurna sehingga daya tahan tubuhnya
masih rentan dan mudah terserang penyakit. Pada aspek kognitif, kemampuan berfikir anak serta
tanggapan terhadap pengalaman masa lalu sangat berbeda dari orang
dewasa, pengalaman yang tidak menyenangkan selama di rawat akan di rekam
sebagai suatu trauma, sehingga pelayanan keperawatan harus
meminimalisasi dampak traumatis anak.
b. Konsep Sehat Sakit
Menurut
WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik,
mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit atau
cacad. Konsep sehat & sakit merupakan suatu spektrum yang lebar
& setiap waktu kesehatan seseorang bergeser dalam spektrum sesuai
dengan hasil interaksi yang terjadi dengan kekuatan yang mengganggunya
c. Lingkungan
LIngkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat maupun sakit serta status kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan berupa lingkungan Internal dan lingkungan external . Lingkungan
Internal yang mempengaruhi kesehatan seperti tahap perkembangan, latar
belakang intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik, faktor Emosional,
dan spiritual. SEdangkan lingkungan external yang mempengaruhi status
kesehatan antara lain keluarga, sosial ekonomi, budaya
d. Keperawatan
Merupakan
salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif meliputi
biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu,
keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan dalam
kondisi sehat maupun sakit.
Anak
sebagai individu maupun salah satu anggota keluarga merupakan sasaran
dalam pelayanan keperawatan Sehingga perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan harus memandang anak sebagai individu yang unik yang
memiliki kebutuhan tersendiri sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangannya.
6. PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK
a. Pemberi perawatan
Merupakan
peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah
yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang
kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran
ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu
pasien melakukan ambulasi dini.
b. Sebagai Advocat keluarga
Sebagai
client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan daninfo rmasi yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate
keluarga dapt ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur
operasi yang akan di lakukan sebelum pasien melakukan operasi.
c. Pendidik
Perawat
bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan
kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya. Salah
satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek
pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran
dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik
bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan
kesehatan tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh peran
perawat sebagai pendidik ( health educator )
d. Konseling
Tugas
utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini
merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling
diberikan kepada individu, keluarga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa
lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah
perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).
e. Kolaborasi
Dalam
hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan,
paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi
palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik
syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis
yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi
f. Peneliti
Seorang
perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu
keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap
terhadap rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh
diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada hakekatnya adalah
melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan
sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dengan
hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang lain untuk berbuat
sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut
untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau media
informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan
penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan
praktek profesi keperawatan.
7. LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK
Menurut, Gartinah, dkk ( 1999), Lingkup praktek keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien anak usia 28 hari sampai usia 18 th atau BBL ( Bayi Baru Lahir ) sampai usia 12 th. Sedangkan Sularso ( 1993 ) memberikan penjelaskan bahwa asuhan keperawatan anak meliputi tumbang anak yang mencakup ASAH ( stimulasi mental ), ASIH ( Kasih sayang ), ASUH ( pemenuhan kebutuhan fisik )
DIABETES MELITUS
Diabetes mellitus adalah penyakit yang
ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh
gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya.
Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau
tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas,
sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi
jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut.
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.
Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat. Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu.
Gejala DM tipe II antara lain:
Yang penting dilakukan oleh pasien DM adalah mengontrol kadar gula darahnya. Kadar gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang tinggi kadang rendah, atau terlalu rendah) dapat menimbulkan komplikasi pada pasien DM. Komplikasi jangka pendek misalnya hipoglikemia, yaitu keadaan di mana kadar gula darah yang terlalu rendah (<70 mg/dl). Gejala yang dirasakan pada saat pasien hipoglikemia adalah berkeringat, jantung berdebar, rasa lapar, dan gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien dapat kehilangan kesadaran, meracau dan kejang-kejang. Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi biasanya melibatkan pembuluh darah besar maupun kecil serta sistem saraf. Komplikasi dapat mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, mata, persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin secara teratur.
Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatan tubuh Anda dengan pola hidup sehat (makan makanan sehat, olahraga teratur, istirahat cukup, pikiran sehat).
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.
Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat. Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu.
Gejala DM tipe II antara lain:
- rasa haus yang berlebih,
- buang air kecil lebih sering (frekuensi terbangun dari tidur untuk berkemih saat malam hari menjadi lebih sering dari biasanya),
- banyak makan,
- penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas
Yang penting dilakukan oleh pasien DM adalah mengontrol kadar gula darahnya. Kadar gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang tinggi kadang rendah, atau terlalu rendah) dapat menimbulkan komplikasi pada pasien DM. Komplikasi jangka pendek misalnya hipoglikemia, yaitu keadaan di mana kadar gula darah yang terlalu rendah (<70 mg/dl). Gejala yang dirasakan pada saat pasien hipoglikemia adalah berkeringat, jantung berdebar, rasa lapar, dan gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien dapat kehilangan kesadaran, meracau dan kejang-kejang. Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi biasanya melibatkan pembuluh darah besar maupun kecil serta sistem saraf. Komplikasi dapat mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, mata, persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin secara teratur.
Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatan tubuh Anda dengan pola hidup sehat (makan makanan sehat, olahraga teratur, istirahat cukup, pikiran sehat).
Langganan:
Postingan (Atom)